Penipuan via anjungan tunai mandiri (ATM) sering terjadi. Meski sudah banyak yang melaporkan menjadi korban penipuan semacam itu, tetap saja masih ada orang yang tertipu.
Korban penipuan yang mentransfer uang ke rekening yang diminta biasanya sedang lengah dan panik. Selain itu, mereka juga belum mengetahui ada penipuan yang ujung-ujungnya meminta mentransfer uang via ATM.
Beberapa modus yang kerap digunakan antara lain memberikan kabar buruk via telepon yang mengaku dari pihak rumah sakit, kemudian mengabarkan jika anggota keluarga korban mengalami kecelakaan. Tujuannya, pelaku berharap korban mentransfer sejumlah uang guna biaya pengobatan atau jaminan pasien selama rumah sakit.
Ada juga kasus penipuan yang mengaku dari kantor polisi dengan skenario pihak keluarga korban sedang terkait kasus tertentu. Komplotan penipu akan berpura-pura berdialog antarpelaku, seolah-olah sedang terjadi diskusi antara atasan dan bawahan.
Tak hanya via telepon, beberapa modus lainnya yang masih sering digunakan pelaku penipuan ialah melalui jalur SMS dengan pesan terkait undian berhadiah. SMS dikirimkan secara acak ke nomor ponsel korban yang berisi permintaan transfer ke rekening pelaku yang mengaku kenalan dekat.
Arini (25), seorang karyawan perusahaan swasta, mengaku sering mendapat telepon yang menyebutkan dia menang undian dan diminta mentransfer sejumlah uang untuk mengambil hadiah tersebut.
“Tapi, berhubung sudah malam, jadi saya abaikan saja. Masa costumer service-nya buka layanan tengah malam. Memangnya operator pengaduan apa?” ujarnya heran.
Rizky (24), juga seorang karyawan perusahaan swasta di kawasan Sudirman, menceritakan pengalamannya nyaris menjadi korban penipuan. Menurut dia, ada trik khusus agar tidak tertipu modus penipuan yang meminta transfer uang via ATM.
“Pertama, jangan panik. Tenang dan cobalah berpikir logis. Tetap coba hubungi dulu keluarga dekat untuk menghubungi keluarga yang tertimpa musibah. Kemudian, tidak perlu takut terhadap dengan ancaman pelaku. tanyain aja ke pelaku, di mana lokasi kejadiannya? Jam berapa, kronologinya gimana? Kalau bisa kita yang harus mendesak pelaku. Kalau bisa, minta untuk ngomong langsung sama keluarga dengan pertanyaan yang sama,” ujarnya berbagi tips.
So, waspadalah!