Masjid Si Pitung dan Legenda Air Sumur Tiga Rasa

Travel146 Dilihat

SUMBARPOS.COM (SPC), PADANG -Kawasan utara Ibukota ternyata menyimpan banyak destinasi yang menarik dikunjungi. Ini tentu semakin memanjakan para pengunjung dan warga Jakarta dan sekitarnya.

Salah satu destinasi yang menarik itu adalah Masjid Al Alam Marunda. Masjid yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Si Pitung ini terletak tidak jauh dari rumah legenda Betawi itu sehingga menjadi lokasi wisata sejarah yang dekat dengan kampus Sekolah Tinggi Pelayaran Indonesia (STPI) tersebut.

Letak masjid ini cukup jauh dari jalan raya. Untuk bisa sampai ke sana hanya dapat menggunakan kendaraan roda dua. Sebelum tiba ke lokasi, kendaraan memang harus melewati gang-gang sempit yang merupakan komplek pemukiman warga.

Menyusuri gang-gang kecil, mata akan disuguhi pemandangan berupa rawa begitu luas, hingga mendekati masjid. Ketika laut pasang cukup tinggi, halaman masjid akan tergenang air setinggi mata kaki namun tidak sampai masuk ke dalam.

Masjid si Pitung dibangun pada abad ke-16 oleh para Wali Allah. Konon pembangunan masjid ini hanya membutuhkan waktu semalam.

“Menurut cerita dari zaman dulu, masjid ini dibangun hanya waktu semalam saja, tapi kan kebenarannya hanya pada Allah SWT,” kata pengurus Masjid Al Alam, Kusnadi saat berbincang dengan Dream, Selasa, 14 Juni 2016.

Selain itu, Masjid Si Pitung ini konon mempunyai sumur tiga rasa. Air dari sumur tersebut kabarnya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

“Ya di sini ada sumur tiga rasa, rasa payau, asin, manis jambu. Kata orang ya ada yang sampai sembuh, tapi kan jangan menganggap dari air itu, air hanya sebagai media, semua datangnya dari Allah SWT, jangan sampai kita jadi syirik,” ucap dia.

Letak sumur tersebut hanya terpaut beberapa meter dari masjid. Meski begitu, Kusnadi tidak dapat memastikan apakah pembangunan sumur tersebut bersamaan dengan masjid atau tidak.

“Untuk sumur ini tepatnya apakah sudah ada bersamaan dengan dibangunnya masjid, saya kurang tahu. Tapi yang jelas air ini sudah disediakan oleh Allah SWT untuk berbagai macam kegunaan,” kata dia.

Di masjid ini juga ada makam salah satu pengurus di abad ke-18, yaitu KH Jamiin bin Abdullah. Dia merupakan salah satu penyebar Agama Islam di wilayah sekitar masjid.

Terkait nama Si Pitung pada masjid ini, Kusnadi mengatakan masjid tersebut merupakan saksi napak tilas sang legenda di abad ke-18. Di samping itu, letak masjid yang tidak jauh dari rumah Si Pitung menguatkan asumsi tersebut.

“Ya mungkin karena si Pitung dulu pernah napak tilas di sini, jadi julukan itu melekat di Masjid Al Alam ini,” ujar dia.

Selama bulan Ramadan, masjid ini selalu ramai dikunjungi jemaah. Banyak orang ngabuburit kemudian berbuka puasa di masjid ini.

Sementara pada malam harinya, masjid ini menggelar sholat tarawih dam tadarus Alquran. Sedangkan di pagi hari, kuliah Subuh menjadi agenda yang rutin digelar.

Tinggalkan Balasan