SUMBARPOS.COM(SPC),Bandung — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi sepanjang semester I 2016 di bawah target yang dipasang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Dari target lifting minyak sebesar 830 ribu barel per hari, realisasinya hanya mencapai 817,9 ribu barel per hari. Sementara itu, realisasi lifting gas mencapai setara 1,17 juta barel minyak per hari (BOEPD), sedikit lebih kecil dibandingkan target sebesar 1,19 juta BOEPD.
Kendati lebih kecil dari target APBN, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas, Taslim Yunus mengatakan, angka ini setidaknya lebih besar dibandingkan target yang dipasang di dalam revisi Work Program and Budget (WP&B) 2016 sebesar 817,5 barel per hari untuk lifting minyak dan 1,12 juta BOEPD untuk lifting gas.
“Lifting semester I ini juga terlihat lebih besar secara year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lifting minyak dan gas masing-masing meningkat sampai 8 persen,” jelas Taslim, Selasa (19/7).
Taslim melanjutkan, terdapat empat kontributor utama lifting minyak sepanjang paruh pertama tahun ini, yaitu blok Rokan yang dioperatori PT Chevron Pacific Indonesia, blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Ltd, Wilayah Kerja PT Pertamina EP, dan blok Mahakam yang dioperatori Total E&P Indonesie. Keempatnya menyumbang lebih dari 65 persen lifting minyak nasional.
“Kami masih bergantung pada empat kontributor utama ini. Jika salah satu dari mereka mengalami shut down, maka bisa kacau lifting Indonesia,” terangnya.
Namun, ia khawatir jika nanti lifting ini akan menurun di semester II mendatang, mengingat sebagian besar lifting dikontribusi dari lapangan-lapangan tua yang produksinya menurun dan banyak peristiwa khusus yang menyebabkan penjualan migas tidak bisa berjalan seperti hari raya Idul Fitri.
“Jika pada semester I kemarin produksi lebih besar dibanding lifting, maka semester depan juga akan sama keadaannya. Produksi minyak semester kemarin sekitar 834,7 barel per hari dan gas sebesar 7,9 TCF, sehingga ada perbedaan 16,7 barel per hari antara realisasi lifting dan produksi,” jelas Taslim.
Taslim melanjutkan, hingga akhir tahun ini lifting minyak diperkirakan mencapai 824,9 barel per hari dan lifting gas sebesar 1.138 BOEPD. Kendati target ini masih di atas revisi WP&B, namun ini masih di bawah target APBN.
“Makanya kami memerlukan revisi asumsi di APBNP 2016 karena ada beberapa Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang lifting-nya mungkin tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kami contohkan Pertamina EP yang lifting gas-nya masih di bawah rencana, dan masih ada beberapa lagi yang mengalami hal serupa,” jelasnya. (CNN INDONESIA)