SUMBARPOS.COM(SPC),LOS ANGELES – Game Pokemon Go kini mulai dilirik kalangan lain selain gamers. Game itu menarik minat kandidat calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton. Capres dari Demokrat itu sudah menyatakan ketertarikannya dengan game yang tengah booming tersebut sejak seminggu lalu.
”Saya tidak tahu siapa yang menciptakan Pokemon Go, tapi berusaha mencari tahu bagaimana kita bisa memanfaatkan Pokemon Go ke pemungutan suara,” ujar Hillary.
Tentu saja dia merujuk pada pemilih usia muda. Sebab, kalangan inilah yang rajin memainkan game bikinan Niantic Lab tersebut.
Dalam salah satu kampanye di Ohio baru-baru ini, salah seorang anggota partai mengaktifkan lure module Pokemon miliknya. Lure module hanya bisa diaktifkan di PokeStop sehingga menarik banyak Pokemon. Baik yang biasa maupun yang langka.
Lure module bisa didapatkan saat pemain memutar kepingan di PokeStop atau naik level. Tapi jika butuh tambahan, lure module bisa dibeli dengan PokeCoin. Untuk mendapatkan PokeCoin, pemain harus membeli dengan uang asli.
Nah, ketika banyak Pokemon di sebuah PokeStop, Pokemon hunter akan datang dan berburu aneka jenis Pokemon di sana. Saat itulah para relawan mendekati mereka dan mengajak untuk mendaftar sebagai pemilih dalam pilpres pada November mendatang.
Tentu saja sambil diselipi ajakan untuk mendukung Hillary Clinton menjadi orang nomor satu di AS. Hasilnya cukup memuaskan.
”Dua Pokemon trader ini baru saja mendaftarkan diri untuk memilih!” tulis Joe Makielski di akun Twitter-nya sambil menyertakan foto dua pemuda. Makielski adalah pengurus partai Demokrat di Colorado.
Partai Republik juga berupaya memanfaatkan ketenaran game tersebut untuk menarik pendukung. Namun, caranya berbeda. Baru-baru ini mereka mengunggah video parodi di Facebook.
Judulnya adalah Crooked Hillary No yang ditulis menyerupai tulisan game Pokemon Go. Dalam video tersebut, tampak bola untuk menangkap Pokemon dilemparkan sebelum Hillary akhirnya menghilang.
Setelah itu, ada tulisan-tulisan tentang kebohongan Hillary. Termasuk skandal kebocoran e-mail pribadinya saat dia menjabat menteri luar negeri.
(JPNN)