SUMBARPOS.COM(SPC),JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap trik unik yang dilakukan Densus 88 Anti Teror untuk mengurangi resiko saat menangkap terduga teroris.
Salah satunya dengan menyamar menjadi sopir angkot agar memancing terduga teroris keluar dari rumah tanpa perlawanan.
Hal tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam acara Dialog Bersama Kapolri di kantor Center for Dialogue and Cooperation among Civilitation (CDCC), Jakarta, kemarin.
Tito menuturkan, penangkapan dengan menyamar sebagai sopir angkot itu terjadi pada penangkapan dua anggota teroris jaringan Rois Darmawan Mutho, yakni Apuy dan Hasan pada 2004. Saat itu posisinya Rois dan Sogir, dua jaringan lain telah tertangkap.
”Dari keduanya pelaku pengeboman Kuningan itulah diketahui Apuy dan Hasan ini memiliki dua bom dan dua senjata,” tuturnya Tito Karnavian dalam acara Dialog Bersama Kapolri di kantor Center for Dialogue and Cooperation among Civilitation (CDCC).
Bahkan, Rois menyebutkan bahwa mereka memiliki kesepakatan kalau tidak balik ke rumah saat maghrib. ”Waktu sudah mepet, saat itu sudah pukul 16.00. kami tentu harus putar otak,” ujarnya,
Dengan informasi itu plus pemahaman bahwa anggota terorisme mencari mati karena ingin mati syahid, maka penangkapan tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. ”Kalau standarnya, mereka dikepung, disuruh menyerah dan disergap. Kalau cara itu dilakukan, bom itu pasti diledakkan,” terangnya.
Tito menjelaskan, maka harus ada cara memancing mereka keluar rumah yang berada di kampung Kaum, Leuwiliang, Bogor. Menyamar menjadi sopir angkot itulah kemudian ditempuh.
(JPNN)