Jakarta ,sumbarpos.com – Masyarakat pedesaan lebih puas dengan kepemimpinan Jokowi-JK. Kesimpulan ini didapat dari hasil survei CSIS yang mencatatkan kepuasan, keoptimisan, dan keharmonisan masyarakat atas pemerintahan Jokowi di tahun kedua.
Dalam rilis resminya di Kantor CSIS di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dipaparkan data survei terhadap 34 provinsi dengan sampel paling rendah 0,5 dari populasi dan paling tinggi 17,5 persen sampel yang dipakai.
“Kami menemukan kepuasan publik yang meningkat dari tahun lalu. Rata-rata, masyarakat yang bekerja sebagai petani, berjenis kelamin laki-laki, tinggal di pedesaan dan berada di kawasan pulau Jawa lebih optimis dan bahagia,” ujar Ketua Departemen Politik dan Hubungan International CSIS, Vidhyandika Perkasa, di Jakarta Pusat, Selasa (13/9/3016).
Selain itu, sambung Vidhyandika, masyarakat juga merasa puas dengan kinerja pemerintah di bidang maritim. Bidang maritim mendapatkan kepuasan 63 persen, lalu diikuti bidang hukum 62 persen, bidang politik 53 persen dan terakhir bidang ekonomi dengan 46 persen kepuasan masyarakat.
“Sektor ekonomi menjadi kepuasan yang rendah, dan komitmen pemerintah dalam menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi sektor yang tak terlalu optimis,” lanjut Vidhyandika.
Meski kekuatan maritim dan keoptimisan terhadap masa depan maritim menjadi nilai tambah bagi pemerintahan Jokowi. Namun, keoptimisan itu bisa runtuh jika kesenjangan ekonomi antara masyarakat miskin dengan masyarakat kelas menengah terus menganga.
“Korupsi dan kesenjangan ekonomi jadi faktor kepesimisan masyarakat,” kata dia.
Diskusi ini juga diikuti oleh politisi PDIP Ahmad Basarah, Nurul Arifin dari Golkar dan Direktur Eksekutif CSIS, Philips J Vermonte.
Dalam survei ini, CSIS memakai populasi seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, dengan jumlah responden sample sebanyak 1.000 orang yang tersebar secara proposional di 34 provinsi di Indonesia.
Penarikan sampel yang mereka pakai dilakukan dengan acak, menggunakan metode penarikan secara multi stage random sampling. Penarikan sampel mempertimbangkan proporsi antara jumlah sampel dengan junlah pemilih di setiap provinsi dan memperhatikan karakter wilayah perkotaan dan pedesaan.
Margin of error-nya sebesar plus minus 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan pada 8 hingga 15 Agustus 2016 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur, untuk kualitas kontrolnya dilakukan terhadap hasil wawancara yang dipilih secara random sebesar 20 persen dari total sampel.
(liputan6)