Di Pucuk-pucuk Tebing Ini Dulu Para Anggota GAM Bersembunyi

Featured130 Dilihat

sumbarpos.com – PADA 15 Agustus 2005, diteken perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Ya, MoU Helsinki,sudah berusia 11 tahun.

Tidak ada lagi gerilyawan GAM yang bersembunyi di hutan-hutan. Basis-basis persembunyian mereka itu kini ”disulap” menjadi objek wisata baru yang mendebarkan. Berikut laporan wartawan Jawa Pos BAYU PUTRA yang pekan lalu berwisata menyusuri jalur GAM.

——

PENANDA waktu di ponsel saya menunjukkan pukul 08.00 waktu Aceh. Mendel John Pols, direktur operasional Aceh Explorer (AE) yang berasal dari Belanda, kemudian mendekat.

”Mobil kita sudah datang,” ujarnya Kamis lalu (8/9). Pikap yang dirombak menjadi mobil penumpang itu akan mengantar saya dan para wisatawan lain menuju basis GAM di Pucok Krueng, Aceh Besar.

Kami berangkat dari penginapan yang dikelola AE di pusat Kota Banda Aceh. Sebelum ke Pucok Krueng, kami menjemput dua pemandu di kawasan Lhoknga, masih di pusat kota.

Mereka adalah Armansyah dan Ferizal. Keduanya merupakan mantan kombatan (warga sipil yang ikut perperang) GAM yang tinggal di Pucok Krueng sekitar tiga tahun.

Pucok Krueng merupakan kawasan hutan dengan sungai dan ngarai yang cukup sulit untuk dilewati. Hutannya rimbun

Wajar bila dulu digunakan sebagai salah satu basis persembunyian GAM. Namun, kini kawasan itu menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan yang gemar bertualang.

Mencapainya tidak mudah. Dibutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Banda Aceh untuk menuju kawasan tersebut.

Dari jalan utama, kendaraan yang kami tumpangi berbelok ke akses hutan. Lebarnya hanya 2 meter.

Itu pun masih berupa jalan tanah dan becek karena sehari sebelumnya diguyur hujan yang cukup deras. Mobil harus pelan dan berhati-hati.

Setelah berjalan hampir 2 kilometer, barulah kami sampai di tepi bukit cadas yang sekian tahun menjadi salah satu basis GAM. Tiba-tiba gerimis turun. Petualangan baru dimulai.

”Sebenarnya Anda salah musim untuk wisata di sini,” tutur Mendel, yang memiliki nama Islam Nurdin Al Hidayah. Ya, cuaca hari itu memang kurang bersahabat untuk pendakian.

Basis GAM di Pucok Krueng adalah kawasan perbukitan dengan tebing-tebing yang tinggi. Untuk mengawali tur, kami menuju salah satu sudut tebing.

Di situ, terdapat sebuah ceruk yang mirip dengan kolam dan berisi air berwarna kehijauan.

Tinggalkan Balasan