SUMBARPOS.COM – DAHLAN Iskan, 65, masih terlihat bugar. Dia punya cara tersendiri untuk menjaga kesehatannya.
—-
HAMPIR semua orang mengenal pare. Namun, tak sedikit orang yang tidak menyukai buah atau sayur ini. Bisa jadi karena rasanya yang cenderung pahit.
Namun, pare disebut berkhasiat untuk kesehatan tubuh, di antaranya mencegah dan mengobati diabetes, membersihkan darah, dan membunuh sel kanker. Hal ini telah dibuktikan Dahlan Iskan.
Mantan Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu bertandang ke Tarakan, Sabtu (1/9) lalu.
Bersama sang istri, Nafsiah Sabri, Dahlan mencoba berbagi tips dan mendemokan khasiat jus pare kepada Direksi Radar Tarakan Group (RTG) di salah satu hotel.
Meski terlihat lelah, namun pencetus dan pemilik sepatu Dahlan Iskan itu begitu terbuka dan mau berbagi tips kesehatan yang dia lakukan setiap harinya.
Sembari menunggu sayur pare disiapkan, Dahlan menjelaskan sayur pare bisa mengobati beberapa jenis penyakit.
“Selain terdapat vitamin A, pare juga mengandung bioaktif yang berfungsi sebagai antidiabetes yang mampu menekan dan menangkal sel kanker. Selain itu kandungan lecithin-nya juga bisa meningkatkan daya imunitas pada tubuh,” ungkapnya.
Jadi, jika ingin melakukan detoksifikasi dalam tubuh, maka jangan ragu makan atau minum jus pare.
“Biasanya orang berpikiran ngeri duluan karena pahitnya. Ingat, orang yang sukses itu biasanya yang kuat menderita. Artinya tidak manja, tidak suka mengeluh, dan tidak mudah emosi,” bebernya.
Bersama rombongan RTG, Dahlan menunjukkan keahliannya mengelola jus pare.
Perlahan-lahan sayur ia belah dan membuang bijinya, kemudian dicuci lalu dimasukkan ke juicer (alat khusus pembuat jus).
Setelah jus pare selesai dibuat, Dahlan mengambil jus dengan takaran sebanyak 600 milliliter, lalu diminumnya. Tak ada raut wajah yang terlihat akibat merasakan kepahitan.
Dahlan menjelaskan, selama ini dirinya tak pernah lupa bahkan sudah menjadi kebiasaan di manapun dirinya berada, untuk mengkonsumsi jus pare sebanyak 600 mililiter setiap harinya saat sesudah makan siang.
“Saya biasanya minum sebanyak 600 mililiter per hari, kalau ibu (istri) 400 mililiter,” kata mantan Dirut PT PLN (Persero) itu.
Namun, saat meminum jus, Dahlan memiliki cara tersendiri agar pencernaan tetap membaik. Sebelum jus ditelan, terlebih dahulu diputar-putar (bukan dikumur) di mulut.
Mengapa? Proses perputaran di mulut ini dimaksudkan agar jus pare bisa berinteraksi dengan enzim.
“Pencernaan itu ada tiga. Jangan berpikir bahwa pencernaan itu ditafsirkan hanya di perut saja, karena gigi juga bagian dari pencernaan,” tuturnya.
“Kemudian, mulut yang berinteraksi dengan ludah juga merupakan bagian dari pencernaan. Sehingga, bila sudah digigit kemudian dicampur dengan enzim dan masuk ke perut, sudah setengah tercerna, sehingga kerja perut lebih ringan dan enak,” lanjutnya.
Kebiasaan mengkonsumsi jus pare ini baru dilakukan sejak tiga bulan lalu, yakni saat masih berada di Amerika Serikat.
Awalnya, Dahlan mengetahui dari Mr Robert asal Singapura yang telah mengalami penyakit gula yang sudah kronis selama kurun waktu 10 tahun.
Robert kemudian tidak lagi mengkonsumsi obat-obatan dan menggantinya dengan mengkonsumsi jus pare.
“Jadi saat itulah saya dan istri mulai mengkonsumsi jus pare ini. Selain dibuat jus, terkadang juga dimasak jadi sayuran,” bebernya.
Selama mengkonsumsi jus pare, Dahlan merasakan ada perubahan dalam dirinya. Ia merasakan perutnya sangat enteng hingga tekanan darahnya belakangan yang agak tinggi kembali normal.
Begitu juga tekanan gulanya sendiri tidak tinggi, dan kolestrol yang juga sejak dulu normal tetap normal. Intinya, seluruh parameter kesehatannya semuanya kembali normal.
Adapun efek yang akan dirasakan bagi pemula peminum jus tersebut, akan merasakan pencernaan tidak stabil.
Namun, dikatakan Dahlan tidak perlu khawatir karena tidak menimbulkan sakit perut. “Bukan diare, tapi BAB biasa. Itu memperlancar pencernaan,” katanya.
Namun saat dikonsumsi kedua kali dan seterusnya, efek tersebut tidak akan ada lagi. Bagi pemula, bisa dimulai dengan takaran 400 mililiter.
Jika sudah merasakan terbiasa, bisa dinaikkan dengan takaran 500 mililiter atau 600 mililiter, yang dilakukan secara perlahan-lahan.
“Sekarang ini saya yang lebih rajin meminum jus pare ketimbang istri,” kata Dahlan.
Pahit Kaya Manfaat
Nutrisionis dari Rumah Sakit Samarinda Medika Citra (SMC) Henny Pratiwi menyebut salah satu kandungan pare adalah Phyto Nutrient. “
Jadi, pare mengandung phyto nutrient terutama polipeptida-P. Zat ini merupakan insulin tanaman yang dikenal untuk menurunkan kadar gula darah,” ucap Henny, kemarin (2/10).
Penderita diabetes bisa memasukkan pare dalam menunya untuk mengendalikan kadar gula darahnya. Namun, pare tentu tak disarankan bagi mereka yang kadar gula darahnya rendah.
Selain bermanfaat bagi penderita diabetes karena kandungan insulinnya, pare juga bermanfaat bagi ibu hamil dan janinnya.
Sebab, pare mengandung folat. Zat ini baik dikonsumsi selama awal kehamilan karena mengurangi timbulnya cacat tabung saraf pada bayi baru lahir.
“Pare segar adalah sumber folat yang baik. Sekitar 72 miligram per 100 gram,” imbuhnya.
Tak sedikit bayi lahir cacat karena kekurangan folat. Maka, kini banyak susu untuk ibu hamil yang menjadikan folat sebagai kandungan utamanya.
Tidak hanya itu, bagi bukan penderita diabetes dan ibu hamil, pare tetap bermanfaat. Sebab, buah ini kaya akan vitamin. Utamanya adalah vitamin A dan C.
Kandungan tinggi vitamin C pada pare menjadi sumber antioksidan alami yang kuat dan membantu radikal bebas yang merusak tubuh manusia.
Selain itu, dengan kombinasi vitamin A, senyawa ini membantu melindungi tubuh dari radikal oksigen yang diturunkan bebas dan spesies oksigen reaktif . Sehingga, bisa meminimalisasi penuaan, kanker, dan berbagai penyakit.
“Tiap 100 gram pare mentah, menyediakan 84 miligram vitamin C. Angka ini terbilang tinggi untuk kebutuhan asupan vitamin C tubuh,” jelasnya.
Tak hanya untuk penuaan dini. Pare juga kaya akan serat. Sebab, pare dapat merangsang pencernaan.
Tidak Cuma dalam pencernaan, tapi juga merangsang gerakan peristaltic pada makanan melalui usus sampai diekskresikan.
Dengan demikian, pare akan membantu risiko gangguan pencernaan atau sakit perut karena sembelit.
Meski banyak manfaatnya, tetap saja mengonsumsi sesuatu tidak perlu berlebihan. Henny memperingatkan, segala yang berlebihan itu tidak baik.
“Sejauh yang saya baca, konsumsi dalam jangka lama dan terus-menerus apakah aman atau tidak, itu masih diteliti. Sebab, daya terima tubuh terhadap asupan makanan tiap orang itu berbeda-beda,” terang perempuan berjilbab tersebut.
Dia menambahkan, hal yang paling baik adalah mengenali diri sendiri dengan mengetahui apa yang dibutuhkan.
Selain itu, berkonsultasi ke ahlinya juga baik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
(JPNN)