SUMBARPOS.COM(SPC), JAKARTA – Masyarakat dahulu percaya bahwa bulan memancarkan cahayanya sendiri. Namun, ilmu pengetahuan kini menginformasikan bahwa cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari.
Seperti dijelaskan dalam buku Alquran vs Sains Modern karya Ramadhani, dkk, dalam Alquran kata bahasa Arab untuk menyebut matahari adalah Syams. Disebut juga sebagai Siraaj yang berarti obor atau sebagai wahhaaj yang berarti lampu menyala.
Ketiga deskripsi ini tepat untuk menyebut matahari, karena menghasilkan panas dan cahaya yang hebat oleh karena pembakaran yang terjadi di dalamnya. Sementara, kata dalam bahasa Arab untuk menyebut Bulan ialah qamar.
Dijelaskan pula dalam Alquran sebagai muneer, yaitu tubuh yang memberikan cahaya (nur). Dari sini bisa dilihat bahwa sifat sebenarnya dari Bulan ialah tidak mengeluarkan cahayanya sendiri, melainkan tubuh yang tak berdaya, yang memantulkan sinar dari matahari.
Alquran yang diturunkan 1.400 tahun lalu telah menyebutkan hal ini. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?” Surah Nuh Ayat 15-16.
Dalam ayat yang lain, Alquran juga menyebutkan tentang bulan. “Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya,” Surah Al-Furqaan Ayat 61.(adv)