Indonesia Berpegang Kepada Jati Diri untuk Maju

Kabar Sumbar123 Dilihat
SUMBARPOS.COM(SPC), Jakarta – Republik Indonesia perlu berpegang kepada jati dirinya terutama kepada empat pilar kebangsaan dalam rangka untuk mencapai sasaran menjadi negara yang lebih maju.
“Untuk menjadi bangsa yang lebih maju, kita harus berpegang pada jadi diri kita. Bangsa yang besar berpijak pada jati dirinya, itu yang terbaik,” kata Wakil Ketua MPR Evert Erenst Mangindaan dalam rilis.
Mangindaan memaparkan, jati diri Indonesia yang pertama adalah Pancasila yang perlu dipegang teguh dan jangan digantikan dengan ideologi lain.
Kedua, ujar dia, adalah landasan konstitusi yaitu UUD 1945 yang menjadi pedoman dalam membangun bangsa, kemudian NKRI yang sudah final dari Sabang hingga Merauke.
Selanjutnya adalah Bhinneka Tunggal Ika karena bangsa yang besar adalah selalu menghormati kemajemukan dan tidak boleh ada sekat-sekat di antara seluruh warga masyarakat.
“Saya kira itu yang paling penting untuk kita dalam membangun bangsa ini. Marilah kita pelihara jati diri ini maka kita akan maju,” katanya.
Mangindaan menyebutkan salah satu tantangan internal yang kita hadapi adalah nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya belum dijadikan etik moral dalam berbangsa dan bernegara, sehingga banyak sekali terjadi pelanggaran hukum.
Di tempat terpisah, Bupati Purwakarta sekaligus pegiat pluralisme Dedi Mulyadi menekankan rumah Pancasila adalah kebudayaan dan tradisi, yang mampu menjaga nilai-nilai kebhinekaan dan pluralisme dalam masyarakat.
“Ketika bicara Pancasila kita bicara substantif kebudayaan. Rumah Pancasila itu di kebudayaan, di tradisi,” ujar Dedi dalam diskusi publik bertajuk Merawat Keindonesiaan dengan subtema Aksi 112 dan Kuda Troya Demokrasi, yang diselenggarakan Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Jakarta.
Menurut Dedi Mulyadi, jika masyarakat kehilangan akar kebudayaan maka masyarakat bagaikan kehilangan tempat tinggal. Mereka pun akan mudah menerima paham-paham baru karena tidak mengerti dirinya sendiri.
Sebelumnya, Anggota DPR Arief Suditomo mengatakan eksistensi Pancasila dan NKRI tidak boleh dinegosiasikan apalagi dipertaruhkan di dalam menghadapi kelompok yang menginginkan pecahnya bangsa ini.
Oleh karena itu, kata Arief, pihak-pihak yang melakukan upaya perpecahan harus ditindak tegas.
“Karena mereka melakukan aksinya dengan melukai prinsip kebangsaan dan kebinekaan dengan membuat kerusuhan, kekerasan, dan pelanggaran Kamtibmas,” kata politisi Partai Hanura itu. (adv)

Tinggalkan Balasan