SUMBARPOS.COM(SPC), AROSUKA – Suasana lingkungan di sekitar pinggiran jalan Jorong Linjuang Tinggi, Nagari Kotogaek, Kecamatan Gunung Talang, dikotori sampah dengan menebar aroma yang menyengat. Kondisi itu semakin memprihatinkan lantaran lokasinya berdekatan di simpang tiga jalan baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arosuka. Meski sempat dibersihkan sekitar 1,5 bulan, namun sampah kembali berserakan dik awasan itu.
disamping berserakan di sekitar kontainer pembuangan, sampah yang membusuk juga mengotori pinggiran jalan hingga mencapak lima meter.
Konon saban saban hari masyarakat sekitar tanpa merasa bersalah membuang sampahnya ke pinggiran jalan tersebut. “Kebanyakan warga buang sampah di sini malam hari,” terang Joni.
Fenomena menumpuknya sampah praktis mendapat sorotan serius masyarakat. Apalagi tumpukan sampah dipertigaan jalan menuju RSUD Arosuka berada di pusat Pemerintahan. “Dulu sudah dibersihkan, kini kembali dibiarkan. Ini Pemkab. Solok seperti kurang serius menertibkan lingkungan,” tegas anggota BMN Kotogaek, Mardi Sutan Sampono.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Solok, Syaiful mengaku telah berupaya memberikan layanan kontainer di masing-masing pemukiman masyarakat. Setidaknya, saat ini ada 24 kontainer sampah tersebar di kawasan perumahan, perkantoran dan pasar di seluruh Kabupaten Solok.
Bahkan dilokasi jalan baru simpang RSUD itu sendiri lanjut Syaiful, pihaknya telah menyediakan 2 unit kontainer sampah. Satu unit kontainer berada di depan RSUD Arosuka, kemudian di simpang tiga jalan baru tersebut. “Kalau untuk penampungan sampah rumah tangga, dengan 2 unit kontainer itu sudah cukup,” terang Syaiful.
Namun ia juga menggugah kesadaran masyarakat. Diharapkan warga pemukiman disekitar itu juga patuh membuamg sampah di kontainer yamg telah disediakan. Tidak saja di kawasan Arosuka, bagian luar kontainer di GOR Batutupangpun dipenuhi sampah.
Syaiful juga tidak menampik minimnya armada pengangkut sampah yang memicu lambatnya proses pembersihan sampah. Sampai hari ini, kata dia, Dinas LH hanya memiliki 2 unit truk ambrol dan 4 unit truk tiper yang bertugas melayani Kabupaten Solok dengan jumlah personil pasukan kuning sebanyak 45 orang petugas.
Masalah lain yang menimbulkan masalah sampah karena ketiadaan lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Solok. Akibatnya, sampah dari kawasan Surian, Alahanpanjang, harus diangkut ke TPA Regional Laying Kota Solok. “Lokasi TPA yang jauh juga menyulitkan petugas. Harusnya, kita sudah punya TPA karena jarak antar yang cukup jauh,” terang Syaiful. (adv)