SUMBARPOS.COM – Zat aditif makanan umumnya sering digunakan oleh banyak produsen sebagai bahan makanan dan minuman yang dijual oleh mereka. Lantas, apa itu zat aditif pada makanan?
Zat aditif makanan merupakan bahan yang berguna menjaga makanan agar tetap segar dan tahan lama. Bahkan, zat aditif juga berguna untuk meningkatkan cita rasa pada suatu makanan.
Zat aditif makanan umumnya ditambahkan saat makanan tersebut diolah, disimpan, ataupun dikemas. Sayangnya, sejumlah zat aditif pada makanan memiliki efek samping yang buruk untuk kesehatan, seperti merusak otak ataupun memicu penyakit kanker.
Dikutip dari detik.com, inilah zat aditif yang ada dalam makanan:
1. Monosodium Glutamate (MSG)
Monosodium glutamate atau disingkat MSG merupakan zat aditif pada makanan yang digunakan untuk meningkatkan rasa gurih.
Bahan ini biasanya digunakan untuk makanan olahan, makanan beku, makanan ringan, dan makanan kalengan. Bahkan, juga digunakan oleh restoran-restoran yang menyediakan makanan cepat saji.
Salah satu penelitian pada tahun 1969, mengujicobakan MSG pada hewan tikus. Hasilnya, banyak tikus yang ditemukan mengidap neurologis berbahaya dan gangguan pertumbuhan atau perkembangan tubuh.
Jika MSG diklaim sangat bahaya untuk tikus, bagaimana dengan manusia? MSG diketahui dapat menyebabkan sakit kepala, masalah jantung, kerusakan otak, dan masalah lainnya jika dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu yang panjang.
2. Pewarna makanan buatan
Pewarna makanan buatan berguna untuk meningkatkan penampilan suatu makanan, seperti permen, kue, dan lainnya.
Mengutip dari Healthline, ada sejumlah pewarna makanan tertentu yang menyebabkan reaksi alergi dan dapat meningkatkan hiperaktif pada anak-anak. Bahkan, pewarna makanan juga dapat memicu penyakit kanker.
Untuk itu, berhati-hatilah dalam menggunakan pewarna makanan yang berlebih dan usahakan mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi daripada pewarnanya.
3. Pemanis buatan
Selain makanan, zat aditif juga ditemukan di dalam minuman. Minuman-minuman yang dijual di pasaran banyak sekali menggunakan gula pemanis buatan sebagai tambahannya. Padahal, gua pemanis buatan jauh lebih berbahaya daripada gula biasa loh.
Aspartame, sakarin, dan sucralose adalah jenis pemanis buatan yang kerap ditemukan pada minuman soda, jus kemasan, dan lainnya.
Pemanis buatan tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga dapat menyebabkan obesitas. Lebih baik kurangi mengonsumsi soda atau minuman kemasan yang tidak sehat dan perbanyak asupan air putih.
4. Sirup jagung kaya fruktosa
Sirup jagung kaya fuktosa merupakan zat aditif pada makanan yang berbentuk cair dengan rasa manis 6 kali lipat daripada manis tebu.
Sirup jagung kerap digunakan pada makanan olahan, seperti makanan ringan, bumbu, saus apel, roti, dan sereal.
Bahan makanan ini dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, kerusakan otak, IQ rendah, dan bisa membuat orang keracunan merkuri. Sebaiknya hindari konsumsi makanan yang rasa manisnya sangat tajam.
5. Minyak nabati dan lemak trans
Konsumsi makanan yang mengandung minyak nabati dalam kadar tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti kanker dan jantung. Minyak nabati dapat berubah menjadi tengik lebih cepat dan bersifat racun dalam tubuh.
Perlu dicatat nih, zat aditif makanan seperti minyak nabati kebanyakan berasal dari organisme hasil rekayasa genetik termasuk minyak canola, kedelai, dan jagung yang melalui proses hidrogenasi.
6. Sodium nitrite
Sodium nitrite merupakan zat aditif pada makanan yang dapat ditemukan pada daging olahan. Zat aditif ini berguna sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri sekaligus menambahkan rasa asin dan warna merah muda pada daging.
Berdasarkan penelitian, zat aditif sodium nitrite pada olahan daging dapat menyebabkan risiko kanker kolorektal, kanker payudara, dan kanker kandung kemih.
7. Guar gum
Zat aditif makanan yang satu ini digunakan untuk mengentalkan makanan. Guar gum biasanya digunakan oleh industri es krim, saus salad, saus, dan makanan kaleng.
Meskipun kaya akan serat dan diklaim bagus untuk kesehatan, namun penggunaan guar gum yang berlebih akan menyebabkan penyumbatan pada kerongkongan atau usus kecil. Gejala yang ditimbulkan seperti kembung dan kram pada perut.
8. Karagenan
Karagenan adalah zat aditif pada makanan yang diekstraksi dari rumput laut merah. Bahan ini sering kali digunakan sebagai agen pengental dalam produk-produk makanan.
Dikutip dari Healthline, karagenan pada makanan dapat memberikan efek buruk pada kesehatan pencernaan, seperti tukak lambung dan peradangan usus.
Oleh karena itu, jangan berlebihan mengonsumsi makanan kental dalam kemasan kaleng untuk menghindari masalah pencernaan.