SUMBARPOS.COM(SPC), Payakumbuh – Sebanyak dua sekolah di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) belum menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada tahun ajaran 2016/2017.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Hasan Basri saat dihubungi di Payakumbuh, Selasa, mengatakan dari semua lembaga pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah menerapkan UNBK, kecuali dua sekolah.
Kedua sekolah tersebut adalah SMA Negeri 4 Payakumbuh dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Payakumbuh.
“Tahun kemarin baru empat sekolah yang menerapkan UN pakai komputer, namun tahun ini hampir semuanya melaksanakan,” ujar dia.
Ia mengemukakan pihaknya terus melakukan pematangan persiapan, diantaranya memastikan arus listrik tidak terkendala saat pelaksanaannya, koneksi jaringan internet, serta fasilitas gedung tempat ujian berlangsung.
Kemudian pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan PLN dan Telkom terkait kepastian arus listrik dan koneksi internet sehingga tidak ada permasalahan yang mengganggu kelancaran pelaksanaan ujian tersebut.
“Secara resmi pemerintah daerah, dalam hal ini wali kota akan segera menyurati PLN dan Telkom sehingga listrik serta akses internet tidak menganggu kelancaran proses ujian nantinya,” kata dia.
Selain itu pihaknya juga sudah melakukan simulasi UNBK kepada semua pelajar di daerah itu, agar pada hari pelaksanaan ujian mereka tidak lagi canggung dan kaku menghadapinya, sebab jika mereka canggung dan kaku akan merusak konsentrasi dalam menjawab soal.
Hasan menyebutkan, jumlah pelajar yang akan menjalani UNBK tahun ini sebanyak 7.000 orang, yang terdiri dari 4.000 untuk tingkat SMA dan 3.000 tingkat SMP.
Ia menerangkan jumlah pelajar yang menjalani UNBK tersebut merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan kabupaten dan kota yang ada di Sumbar.
Sementara untuk peralatan komputer yang tersedia saat ini cukup memadai. Selain itu komputer yang ada sekolah setingkat SMP dapat dipakai saat pelajar SMA ujian, begitu juga sebaliknya sebab waktu pelaksanaannya berbeda.
Adapun untuk tingkat SMA, SMK, Madrasah Aliyak UNBK diselenggarakan pada awal April, sedangkan untuk SMP dan MTs awal Mei.
Ia menyebutkan sejauh ini, dalam pengamatannya saat simulasi UNBK antusias pelajar menjalani ujian dengan komputer cukup baik. Selain itu mereka juga lebih senang menjalani jika dibanding dengan ujian secara manual.
Salah seorang masyarakat Payakumbuh yang orang tua murid menyambut baik sekolah-sekolah yang telah melaksanakan UNBK, dan ke depannya agar semuanya menyelenggaran ujian berbasis komputer tersebut.
Ia menerangkan pelaksanaan ujian menggunakan komputer tersebut sangat berguna untuk mengasah kemampuan siswa memakai teknologi, meski demikian agar pelaksanaannya lancar peserta butuh latihan serta langkah agar semua soal tuntas tepat waktu.
“Dalam UNBK tersebut peserta perlu latihan dan langkah-langkah agar mereka mampu menyelesaikan ujian pada waktu yang ditentukan,” kata dia.
Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Jamaris Jamna menilai pemerintah daerah cenderung memaksakan pelaksanaan UNBK 2017.
“Karena dipaksakan hampir semua sekolah keteteran melakukan persiapan untuk pelaksanaan UNBK, terutama di daerah,” ujarnya.
Ia mengatakan ada beberapa persoalan yang dihadapi sekolah terutama di bidang sarana dan prasarana seperti komputer yang belum memadai dan mencukupi.
Walaupun sekolah sudah memiliki komputer, namun belum bisa dipastikan apakah komputer yang dimiliki tersebut sesuai dengan standar pelaksanaan UNBK.
Selain itu Dinas Pendidikan di daerah juga banyak yang belum siap dalam hal anggaran pengadaan komputer UNBK, sehingga kalaupun akan menambah komputer bermasalah dalam hal anggarannya. (adv)