SUMBARPOS.COM(SPC), Padang – Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang Dr Asrinaldi mengatakan sekolah perlu menambah materi pelajaran tentang bela negara sebagai langkah memperkuat nasionalisme sejak dini.
“Program bela negara saat ini tidak tepat sasaran, karena banyak masyarakat yang meninggalkan praktik-praktik tersebut,” kata dia, di Padang, Jumat.
Dia mengatakan program bela negara yang terus dicanangkan pemerintah masih seremonial belaka karena tidak dipedomani oleh masyarakat.
Akibatnya banyak upaya dari berbagai oknum yang ingin memecah belah bangsa, seperti kerusuhan antarkampung, aksi dan provokasi tentang pemerintahan, dan sebagainya.
“Bila dikenalkan dari sekolah, masyarakat akan terbiasa dan menjadi suatu kewajiban yang berat ditinggalkan saat dewasa,” katanya.
Beberapa hal, kata dia, yang bisa diperkuat yakni tentang pemahaman Pancasila, UUD 1945, lambang negara, dan atribut kenegaraannya.
Selain itu juga dikenalkan berbagai kebanggaan yang dimiliki Indonesia seperti beragam prestasi duta olahraga, pendidikan, ekonomi, atau memberikan penjelasan tentang negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam, dan budaya yang beragam.
“Hal inilah yang menyebabkan generasi sebelum ini cukup sukses dan nasionalisme, seharusnya ini dikembalikan,” ujar dia.
Kemudian setelah masuk ke perguruan tinggi dan dunia kerja, pemerintah kembali memperkuat dengan program pengenalan Pancasila namun dengan metode yang baru dan kekinian.
“Tentu meninggalkan metode yang mengandung unsur orde baru atau orde sebelumnya,” katanya.
Senada itu, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan program bela negara penting untuk membangun generasi muda yang mandiri dan berprestasi.
Terlebih katanya, pada 2040 mendatang Indonesia akan mendapat bonus demografi, tentu memperkuat bela negara akan menjadi benteng pertahanan menghadapi serangan dari luar negeri yang semakin masif.
Dia berpesan kepada orang tua dan guru untuk membina dan menanamkan bela negara pada generasi muda. (adv)