Harga CPO di Bursa Malaysia Semakin Rontok

Ekbis6 Dilihat

Harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak mentah sawit di kontrak berjangka Bursa Malaysia Derivatives (BMD) kian melemah tajam pada perdagangan Senin kemarin, 10 Maret 2025.

Faktor penyebabnya beragam. Salah satunya, laporan terbaru dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang mencatat penurunan ekspor CPO, serta meningkatnya stok dalam negeri.

Kantor berita Bernama, dalam laporannya menyampaikan bahwa penurunan harga CPO disebabkan oleh beberapa faktor utama. Selain melemahnya ekspor, kenaikan stok minyak sawit dalam negeri juga menambah tekanan.

Selain itu, harga minyak kedelai yang sedang mengalami pelemahan turut menyeret harga CPO ke bawah. Minyak sawit dan minyak kedelai bersaing di pasar minyak nabati global, sehingga pergerakan salah satu komoditas ini dapat mempengaruhi harga yang lain.

Berdasarkan data BMD, kontrak berjangka CPO untuk Maret 2025 turun 94 Ringgit Malaysia menjadi 4.776 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak untuk April 2025 terkoreksi lebih dalam, yakni 108 Ringgit Malaysia, sehingga diperdagangkan di level 4.616 Ringgit Malaysia per ton.

Tekanan juga terjadi pada kontrak bulan berikutnya. CPO untuk pengiriman Mei 2025 anjlok 126 Ringgit Malaysia menjadi 4.499 Ringgit Malaysia per ton, sedangkan kontrak Juni 2025 melemah 124 Ringgit Malaysia ke posisi 4.382 Ringgit Malaysia per ton.

Pelemahan terus berlanjut pada kontrak Juli 2025 yang turun 111 Ringgit Malaysia menjadi 4.278 Ringgit Malaysia per ton. Sementara itu, kontrak Agustus 2025 terpangkas 94 Ringgit Malaysia ke level 4.215 Ringgit Malaysia per ton.

Pedagang minyak sawit, David Ng, mengatakan bahwa harga CPO saat ini memiliki level support di 4.450 Ringgit Malaysia per ton, sementara resistensi berada di 4.700 Ringgit Malaysia per ton. Dengan kondisi pasar yang masih fluktuatif, pelaku pasar akan mencermati perkembangan ekspor dan stok minyak sawit untuk menentukan arah pergerakan harga selanjutnya.***

Sumber: Investor.id