Harga kontrak crude palm oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives terus melemah dan kembali ditutup melemah pada Senin, 21 April 2025. Penurunan ini menandai pelemahan selama enam hari berturut-turut, dipicu oleh rendahnya harga minyak mentah dunia dan penguatan ringgit terhadap dolar AS yang menekan sentimen pasar.
Trader komoditas David Ng menyebut bahwa kekhawatiran atas meningkatnya produksi turut memperburuk tekanan pasar. “Kami melihat level support di RM3.850 per ton dan resistance di RM4.080 per ton,” ujarnya, seperti dilansir dari Bernama, Selasa, 22 April 2025.
Dari sisi fundamental, pasar tengah menantikan laporan data produksi dari asosiasi terkait di Malaysia, seperti Southern Peninsular Palm Oil Millers’ Association (SPPOMA), Malaysian Palm Oil Association (MPOA), dan UOB Kay Hian. Data ini akan mengonfirmasi pemulihan produksi CPO secara dua digit pada periode 1–20 April, dibanding bulan sebelumnya.
Namun, Anilkumar Bagani, Kepala Riset Komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, menambahkan bahwa kondisi makroekonomi global yang melemah serta minimnya permintaan dari negara tujuan utama seperti India, semakin membebani harga CPO.
Berdasarkan data penutupan perdagangan, kontrak CPO Mei 2025 turun RM47 menjadi RM4.070 per ton. Kontrak Juni juga merosot RM54 ke RM3.962 per ton, sementara Juli jatuh RM65 ke RM3.910 per ton. Kontrak Agustus dan September masing-masing turun RM67 dan RM75, menjadi RM3.894 dan RM3.884 per ton. Oktober 2025 juga melemah RM75 ke posisi RM3.884 per ton.
Volume perdagangan tercatat menurun dari 72.684 lot menjadi 70.503 lot, sedangkan minat terbuka turun ke 238.488 kontrak dari sebelumnya 239.000. Untuk harga fisik CPO wilayah Selatan Malaysia bulan Mei, tercatat turun RM130 ke level RM4.120 per ton.***
(Bernama)