SUMBARPOS.COM – Kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia tampaknya terus melonjak. Bahkan, sejak 15 Desember 2021 lalu, tercatat ada 1.161 ribu kasus pasien yang terkena varian Omicron. Ditambah lagi, Kementerian Kesehatan (RI) baru-baru ini mengumumkan dua pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia.
COVID-19 varian Omicron memang memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada varian lainnya. Menurut Kementrian Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, COVID-19 varian Omicron diyakini berkembang 70 kali lebih cepat dari versi asli Corona dan varian Delta dalam waktu 24 jam.
COVID-19 varian Omicron sendiri diketahui memiliki tiga gejala yang sangat khas atau utama. Hal ini diketahui dari Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang merilis laporan mingguan terbaru mereka berjudul Morbidity and Mortality Weekly Report.
Dalam laporan mingguan edisi 1-8 Desember 2021 tersebut, CDC melaporkan tiga gejala yang paling umum dialami oleh pasien varian Omicron, yaitu batuk, mudah lelah, dan pilek.
Namun, dari ketiga gejala tersebut sekitar 89% pengidap COVID-19 varian Omicron paling banyak mengalami batuk. Hal ini diketahui dari data yang dihimpun oleh CDC Amerika Serikat. Sedangkan 65 persen pasien COVID-19 varian Omicron lainnya merasakan lelah dan 59 persen mengalami pilek atau hidung tersumbat.
Meski sebagian kasus COVID-19 varian Omicron terpantau hanya mengalami infeksi dan gejala ringan, namun dikhawatirkan ada gejala parah yang akan mengikuti setelah gejala ringan.
Penelitian tersebut juga menjelaskan hampir seluruh pengidap COVID-19 varian Omicron atau sekitar 93 persen mengalami gejala penyerta. Sedangkan hanya 7 persen pasien yang tidak diikuti gejalanya.
“Dari laporan tahap awal, banyak kasus infeksi akibat COVID-19 varian omicron diikuti dengan gejala ringan. Akan tetapi, seperti varian COVID-19 sebelumnya, biasanya ada jeda antara infeksi dan gejala parah yang akan mengikuti. Meski begitu, gejala turunan akibat Omicron diharap lebih ringan jika dialami orang yang sudah divaksinasi dan eks pengidap SARS-CoV-2,” kata CDC.
Selain tiga gejala utama, ada lagi gejala lainnya yang dirasakan varian Omicron berdasarkan data CDC, yaitu demam (38 persen), mual atau muntah (22 persen), sesak napas (16 persen), diare (11 persen), dan anosmia atau hilangnya kemampuan penciuman (8 persen).
Umumnya gejala yang dialami pasien COVID-19 varian Omicron tergolong ringan, bahkan ada yang tak merasakan gejala apapun.
Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, tak ada perbedaan karakteristik gejala antara pasien dari luar negeri dengan pasien transmisi lokal. Gejala yang dirasakan pun juga sama, yaitu batuk, pilek, dan demam.
Source: detik.com