SURABAYA ,SUMBARPOS.COM – Mirna Indriyani benar-benar bahagia. Empat anak kembarnya kini sudah berkumpul.
Bayi kembar empat akhirnya bisa ngumpul di rumahnya di Ngagel Kebonsari Nomor 25, Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (14/10).
Dua yang terakhir diperbolehkan pulang adalah Oryza Kamania Damayanti dan Viona Zhafira Wardhani.
Mereka menyusul dua kembarannya, Laksana Surya Manggala dan Elena Kartika Tungga Dewi.
Dokter spesialis anak Divisi Neonatologi, dr Agus Harianto mengatakan, kondisi kedua bayi sudah membaik.
Pada Oryza, berat badan sudah mencapai 2.010 gram. Bahkan, kondisi jantung juga berangsur normal.
Pasalnya, patent ductus arteriosus atau lubang pada jantung sudah mulai menutup.
“Lubang pada jantung sudah menutup sejak dua pekan lalu, karena itu kondisinya makin stabil. Berat badan juga mencapai 2.010 gram. Atau sudah melebihi ideal, yakni 1.800 gram,” ujarnya ketika ditemui di Intermediete Intalasi Rawat Inap (Irna) Anak RSUD dr Soetomo, kemarin.
Kondisi Viona beda lagi. Meski stabil, berat badannya masih jauh di bawah ideal. Saat ini, berat badan Viona hanya 1.650 gram.
Namun, usia bayi yang telah mencapai 38 minggu membuatnya diizinkan pulang.
“Selain itu, atrial septal defect atau rusaknya jantung bagian atas pada Viona juga sudah berangsur pulih. Itu wajar, mengingat bayi lahir secara prematur. Sehingga organ belum terbentuk sempurna. Meski begitu, organ akan tumbuh secara alamiah setelah mencapai usia kehamilan ideal,” lanjutnya.
Anak pasangan dari Mirna Indriyani dan Sayuti ini meski diperbolehkan pulang, namun beberapa pemeriksaan tetap dilakukan.
Seperti yang terlihat oleh Radar Surabaya (Jawa Pos Group). Pemeriksaan pada mata dilakukan. Dokter spesialis mata, dr Reny Prastyani SpM mengaku, pemeriksaan dilakukan untuk melihat retina mata bayi.
Hasilnya, dua mata Oryza normal dan tak bermasalah. Namun, tak begitu dengan Viona. Pupil pada mata sebelah kirinya belum terbentuk secara sempurna.
Dan, berpotensi mengalami Retinopati prematuritas (ROP).
Itu disebabkan tidak sempurnanya retina pembuluh darah akibat lahir prematur.
“Sehingga, penglihatan pada mata kiri belum berfungsi,” katanya.
Karena itu, pengobatan bakal dilakukan. Caranya adalah dengan memberi metriasil.
Yakni, obat pelebar pupil. Tujuannya, agar pupil bisa melebar hingga sampai bagian terluar dari mata.
“Dengan begitu, fungsi retina akan bisa normal. Sehingga bisa melihat. Namun, bisa saja nantinya mengalami strabismus atau juling,” bebernya.
Untuk itu, empat bayi kembar bakal rutin melakukan pemeriksaan. Minimal, seminggu sekali.
Dokter Agus juga mewanti-wanti agar orang tua berhati-hati dalam merawat empat bayi kembar.
Ia menyarankan agar anak diasuh dengan pola Kanguru. Yakni, sering menidurkan anak pada dada ibunda
“Sentuhan kulit antara anak dan ibu menjadi rangsangan positif bagi bayi. Bahkan, bayi bisa merasa nyaman. Pola ini juga membuat bayi merasa lebih hangat melebih inkubator. Kedekatan emosional juga bakal terjadi,” pungkasnya.
(jpnn)