SUMBARPOS.COM(SPC) – Belum banyak catatan mengenai film indie dari tangan anak-anak Ternate. Iwan Dano Sehe ingin mengubah itu. Dengan fasilitas seadanya, lahirlah Soerat 2, sebuah indie fiksi berlatar sejarah Ternate.
Ika Fuji Rahayu, Ternate
Seperti tajuknya, Soerat 2 menggunakan korespondensi untuk mengemas kehidupan dua tokoh, Halida (Radita NP) dan Soedja (Arie Hendra). Halida merupakan perempuan Ternate, sedangkan Soedja seorang pemuda keturunan Jawa-Tionghoa.
Hubungan yang tersamar antara keduanya, juga adanya peristiwa Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta), menjadi latar belakang yang mempermanis film yang merupakan kelanjutan dari Soerat (produksi 2014) tersebut. Belum lagi kehadiran Achyar (Yudi Yainahu), seorang pelaut yang merasa berutang budi pada Halida.
Film ber-setting Ternate di tahun 1957-1958 ini diluncurkan perdana Jumat (5/8) lalu di Barak Selatan Benteng Oranje Ternate. Launching dihadiri para kru dan cast yang seluruhnya merupakan talent lokal Malut.
Iwan Dano Sehe, sutradara Soerat 2, merupakan seorang penggila film. Ayahnya, Ade Dano Sehe, dulunya sering memutar film menggunakan layar tancap. Tak heran, Iwan tumbuh sebagai pecinta film.
Soerat 2 menjadi karya ketiganya usai Soerat dan Muslihat Teratai. Tak main-main, film berdurasi 25 menit ini membutuhkan waktu sampai dua tahun sejak praproduksi hingga pascaproduksi.
“Penggunaan latar belakang sejarah membuat kita harus melakukan riset juga. Selain itu, penentuan lokasi syuting yang sesuai dengan setting-an 1950-an memang agak susah,” tutur Iwan kepada Malut Post, kemarin (12/8).
(JPNN)