Pakaian adat dan Semangat Gotong Royong adalah Identitas Orang Minang

Kabar Sumbar125 Dilihat

SUMBARPOS.COM (SPC), PADANG, TANAH DATAR – Anggota DPR RI Betti Shadiq Pasadigoe Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) dan rombongan menghadiri pacu jawi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) untuk menyerap aspirasi dari masyarakat setempat, belum lama ini. Dalam kesempatan itu istri Mantan Bupati Tanah datar ini menghimbau kaum perempuan minang khususnya warga Tanah Datar menghidupkan kembali pakaian adat minang dan membangkitkan kembali tradisi gotong royong di tengah masyarakat.

Bettipun berharap pakaian adat Minangkabau yang sudah menjadi identitas orang minang itu dapat dilestarikan kembali agar tidak lekang dimakan zaman. “Pakaian adat minangkabau sudah menjadi identitas kita, maka peruntukan pakaian adat seyogyanya dipakai setiap hari, wajib dipakai pada prosesi adat,” ujarnya

Anggota DPR RI, Betti mengatakan Selain masakannya yang sangat familiar baik di kancah nasional, maupun mancanegara, Sumatera Barat juga dikenal memiliki kebudayaan yang sangat menarik. Kebudayaan yang terpupuk subur sejak masa silam tersebut hingga kini bahkan tetap terjaga dengan baik. Masyarakat Minangkabau sejak dahulunya diketahui sangat kuat dalam mempertahankan adat dan budayanya. Salah satu adat dan budaya tersebut misalnya dalam hal berpakaian dan semangat gotong royong.

Katanya, Pakaian Adat Sumatera Barat Pakaian adat Sumatera Barat yang sangat dikenal di kancah nasional sebetulnya sebuah pakaian yang sangat sederhana. Pakaian yang bernama pakaian Bundo Kanduang atau Limapeh Rumah Nan Gadang ini memiliki keunikan terutama pada bagian penutup kepalanya yang berbentuk menyerupai tanduk kerbau atau atap rumah gadang.

Untuk mengimbangi serbuan budaya dari mancanegara di era globalisasi, Betti mengungkapkan masyarakat khususnya pecinta seni dan budaya dituntut mampu mengembangkan pakaian adat minangkabau agar masyarakat tidak jenuh. “Pakaian aadat harus terus dimodivikasi supaya dapat melahirkan desainer minang yang handal dan profesional,” katanya.

Selanjutnya, betti juga menyampaikan tradisi gotong royong perlu dibumikan kembali masyarakat minangkabau. juah sebelum revolusi mental orang minangkabau sudah mengenal konsep samo dan basamo (sama dan bersama.red), nilai tradisi gotong royong segala sesuatu dilakukan dengan bersama sehingga pekerjaan yang sulit menjadi mudah. (adv)

Tinggalkan Balasan