SUMBARPOS.COM(SPC), Solok – Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat pada 2017 berencana mengadakan pelatihan kerja bagi pencari kerja (pencaker) berupa pelatihan stir mobil dan komputer untuk mengurangi angka pengangguran di kota itu.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu setempat Erlinda di Solok, Selasa, mengatakan program ini bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikhususkan bagi masyarakat masih menganggur.
Ia menjelaskan pelatihan ini akan dibagi dalam dua paket, untuk stir mobil dua paket dibatasi hanya untuk 15 orang,dan pelatihan komputer juga dua paket untuk 26 orang.
Pemilihan peserta pelatihan dilakukan oleh pihak kelurahan melalui seleksi, nama-nama yang diajukan kemudian diseleksi oleh dinas terkait yang datanya disesuaikan melalui kartu kuning yang dimiliki pencaker.
Ia mengatakan minat pencaker untuk mengikuti pelatihan kerja akhir-akhir ini cukup tinggi, karena makin sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
Para pencaker membutuhkan keterampilan khusus agar mampu bersaing memasuki pasar kerja. Namun anggaran yang dimiliki daerah terbatas sehingga peserta latihan kerja juga dibatasi.
Untuk menyalurkan tenaga kerja daerah itu pihaknya terus melakukan penjajakan terhadap berbagai perusahaan penampung tenaga kerja, menggelar job fair dan mempertemukan dunia usaha dengan pencari kerja.
Termasuk peluang kerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri seperti Jepang, Australia, dan Malaysia.
Pemerintah setempat selalu memfasilitasi warga Solok yang berminat, dan tentunya harus mengikuti serangkaian tes untuk posisi berbeda yang langsung diadakan pihak terkait.
“Untuk peluang menjadi TKI ini kita selalu sosialisasikan kepada masyarakat agar pencaker yang berminat mendapatkan kesempatan yang sama,” ujarnya.
Beberapa TKI asal Kota Solok yang pernah menjadi TKI ke Jepang telah meraih sukses, bahkan mereka membuka usaha di kampungnya setelah mendapatkan modal dari bekerja di luar negeri.
“Mereka yang meraih sukses ini bisa dijadikan contoh bagi masyarakat lainnya untuk memotivasi,” kata dia.
Selama ini minat masyarakat Kota Solok untuk bekerja ke luar negeri masih kurang, karena masih melekatnya pemikiran “biar susah, asal berkumpul di kampung”. Sehingga warga Solok meskipun banyak yang merantau masih seputaran Indonesia saja.
Kemudian pemikiran pencaker meskipun sudah sarjana masih mengharapkan lapangan kerja sebagai pegawai negeri sipil, padahal penerimaan PNS sangat terbatas dan Solok sendiri sudah dua tahun tidak ada penerimaan.
Karena itu pihaknya mendorong terutama bagi para sarjana agar membuka lapangan usaha sendiri, dan jika sudah maju bisa memperkerjakan yang masih menganggur. (adv)