SUMBARPOS.COM(SPC), Padang – Produksi cabai di Sumatera Barat pada 2016 meningkat 3.167 ton atau menjadi 66.569 ton dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar 63.402 ton.
“Produksi cabai mengalami peningkatan karena bertambahnya luas tanam di beberapa daerah,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan Sumbar, Candra di Padang, Selasa.
Pertambahan luas tanam diantaranya Kabupaten Pasaman 152 hektare, Pasaman Barat 232 hektare, Limapuluh Kota 553 hektare, Agam 1.908 hektare, Tanah Datar 2.436 hektare, Padang Pariaman 144 hektare, Kabupaten Solok 1.712 hektare.
Kabupaten Solok Selatan 420 hektare, Sijunjung 22 hektare, Dharmasraya 25 hektare, Pesisir Selatan 216 hektare, Payakumbuh 84 hektare, Bukittinggi 67 hektare, Padang Panjang 156 hektare, Padang 41 hektare, Kota Solok 5 hektare, Sawahlunto 12 hektare, Mentawai 28 hektare, dan Kota Pariaman seluas 16 hektare.
Sementara untuk produksi diantaranya terdapat di 19 kabupaten/kota di Sumbar dengan produksi terbesar berada di Kabupaten Solok yaitu 19.325 ton.
Menurutnya Kabupaten Solok memiliki lahan potensial untuk produksi komoditas pertanian, bukan hanya produksi cabai, untuk produksi komoditas lain pun memiliki produksi yang besar dibandingkan daerah lainnya seperti bawang merah.
Ia mengatakan langka dan tingginya harga cabai di Sumbar bukan disebabkan masalah pasokan, namun dikarenakan cabai di daerah itu banyak dipasarkan ke luar daerah.
“Untuk pasokan sendiri tidak ada masalah dan telah mencukupi, tetapi karena banyak dipasarkan ke luar daerah,” ujarnya.
Terkadang, sebelum panen cabai tersebut sudah dibeli pihak lain karena adanya sistem kontrak dengan pihak itu. Dengan itu, pihaknya terus berupaya agar setiap cabai yang diproduksi oleh petani dapat
dijual didalam daerah juga.
Kemudian kendala terdapat pada sumber daya manusia yang kurang memadai. Untuk itu, pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap para petani serta memberikan bantuan peralatan agar produksi dapat meningkat setiap tahunnya.
“Kita terus melakukan sosialisasi kepada petani tentang penanaman cabai ini, sehingga ke depannya para petani dapat memproduksi lebih besar lagi,” ujarnya.
Di sisi lain pihaknya telah memberikan bantuan kepada para petani berupa pompa air, tangki-tangki penampungan air yang dapat digunakan oleh para petani untuk memperlancar proses produksi.
Sebelumnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta bupati dan wali kota mempelopori pengembangan cabai di pekarangan rumah masyarakat sebagai salah satu solusi mengatasi kelangkaan stok dalam rangka menekan laju inflasi.
“Saya minta kepala daerah membantu siapkan bibit, bagikan 10 sampai 20 batang untuk ditanam di pekarangan masyarakat, jika semua kabupaten kota melakukan akan mencegah terjadinya kelangkaan cabai,” katanya.
Menurutnya untuk memenuhi kebutuhan cabai Sumbar jika hanya mengandalkan dari petani setempat tidak memungkinkan karena hasil produksi selama ini merupakan kategori baik dan lebih banyak dipasarkan ke luar provinsi.
“Petani tentu juga ingin untung, kalau dijual ke luar provinsi harga lebih tinggi karena itu sulit mempertahankan cabai lokal untuk di pasarkan di Sumbar,” katanya. (adv)